05 Juli 2025 – Pemerintah gelontorkan stimulus Rp 34 triliun untuk redam perlambatan ekonomi global pada periode Juni–Juli 2025. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tekanan eksternal, seperti kontraksi indeks manufaktur global dan penurunan harga komoditas.
Stimulus ini menyasar perusahaan dan pekerja di sektor yang terdampak, seperti industri padat karya dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Alokasi anggaran mencakup insentif pajak, bantuan sosial, dan subsidi upah untuk meningkatkan daya beli masyarakat. “Kami berupaya mendorong konsumsi domestik agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga mendekati 5 persen,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (2/6/2025).
Program ini melengkapi stimulus sebelumnya, termasuk diskon transportasi dan bantuan pangan. Presiden Prabowo Subianto menegaskan, kebijakan ini dirancang untuk melindungi masyarakat rentan dan dunia usaha dari guncangan ekonomi global. Pemerintah juga menggandeng Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk memberikan diskon tarif tol guna meningkatkan mobilitas masyarakat.
Meski demikian, sejumlah ekonom menilai efektivitas stimulus bergantung pada kecepatan penyaluran dan ketepatan sasaran. Pemerintah optimistis langkah ini dapat menahan laju perlambatan ekonomi, sekaligus memperkuat fondasi pemulihan jangka panjang. Dengan strategi ini, Indonesia berharap tetap resilien di tengah ketidakpastian global.