BMKG Sumenep Catat Sejarah Gempa Besar yang Menghancurkan

[original_title]

Trinityordnance.com – Gempa Sumenep kembali mengingatkan potensi ancaman bencana di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, setelah terjadi guncangan kuat bermagnitudo 6,0 pada Selasa malam, 30 September. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa daerah ini memiliki sejarah panjang bencana gempa sejak abad ke-19, termasuk peristiwa yang baru saja terjadi.

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa pusat gempa terletak di laut dangkal dengan kedalaman 12 kilometer, sekitar 58 kilometer tenggara Sumenep. Gempa ini disebabkan oleh pergerakan patahan naik yang terhubung dengan Sesar Offshore Zona Kendeng. Dampak terparah dirasakan di Pulau Sapudi, dengan intensitas guncangan mencapai skala V-VI MMI, yang menyebabkan kerusakan pada puluhan bangunan.

Guncangan tersebut juga terasa di Sumenep, Pamekasan, dan Surabaya dengan skala III-IV MMI, sementara pulau-pulau seperti Bali dan Lombok merasakan getaran yang lebih ringan. BMKG mencatat sedikitnya 22 rumah mengalami kerusakan, yang disebabkan oleh dangkalnya hiposenter, kondisi tanah lunak, serta kualitas bangunan yang kurang baik.

Hingga Rabu siang, 1 Oktober, tercatat 117 gempa susulan, dengan magnitudo terbesar mencapai 4,4. Sejarah mencatat Sumenep sebagai daerah rawan gempa, dengan sedikitnya tujuh peristiwa besar sebelumnya. Daryono mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan memastikan bangunan memenuhi standar tahan gempa guna mengurangi risiko kerusakan di masa depan. Selain itu, BMKG bersama BNPB dan BPBD mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

Baca Juga  Tragedi Pulang Wisata Bromo, 8 Nakes Meninggal Akibat Kecelakaan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *