05 Juli 2025 – Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra menyatakan Presiden Prabowo Subianto kemungkinan akan membahas insiden Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang tewas di Gunung Rinjani, dengan Presiden Brasil saat menghadiri KTT BRICS di Rio de Janeiro pada 6–7 Juli 2025. Insiden ini menjadi perhatian karena menyangkut hubungan bilateral kedua negara.
Juliana Marins meninggal dunia pada 26 Juni 2025 setelah terjatuh ke jurang sedalam 600 meter di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Pemerintah Indonesia telah melakukan autopsi di Denpasar, Bali, dan jenazah telah dipulangkan ke Brasil menggunakan pesawat Angkatan Udara Brasil. Namun, hingga kini, pemerintah Brasil belum mengirimkan nota diplomatik terkait insiden tersebut.
Yusril menjelaskan, diskusi bilateral di sela KTT BRICS bisa menjadi wadah untuk merespons potensi tuntutan hukum dari Federal Public Defender’s Office of Brazil (FPDO), lembaga independen yang fokus pada advokasi HAM. FPDO disebut berencana membawa kasus ini ke Komisi HAM Antar-Amerika, meskipun Indonesia bukan anggota konvensi tersebut.
Pemerintah Indonesia, kata Yusril, terbuka untuk investigasi bersama dengan Brasil guna mengungkap fakta secara transparan. Penyelidikan saat ini juga tengah dilakukan untuk mengevaluasi potensi kelalaian dari pihak biro perjalanan, pemandu, atau otoritas Taman Nasional Rinjani.
Yusril menegaskan pentingnya menjaga hubungan baik dengan Brasil, terutama di tengah momentum KTT BRICS. “Kami ingin insiden ini tidak mengganggu kerja sama bilateral,” ujarnya. Pemerintah berharap penyelesaian kasus ini dapat dilakukan secara objektif dan saling menghormati.