Trinityordnance.com – Banjir yang melanda kawasan Kaligawe, Kota Semarang, perlahan mulai surut berkat upaya kolaboratif berbagai pihak. Penanganan yang dilakukan mencakup keterlibatan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, TNI, dan masyarakat setempat, menciptakan strategi terpadu untuk mengatasi masalah ini.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengungkapkan bahwa tinggi air di Kaligawe telah turun sekitar 15 cm. Ia berharap air dapat surut sepenuhnya dalam waktu dekat. Gubernur menegaskan bahwa penanganan banjir membutuhkan koordinasi lintas sektor dan tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Salah satu langkah yang diambil yaitu penambahan 38 unit pompa air untuk mempercepat proses pembuangan air ke laut melalui Kolam Retensi Temboyo.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, Satgas Pompanisasi Penanganan Banjir Kota Semarang juga telah dibentuk. Tugasnya adalah memastikan operasional pompa berjalan optimal dengan pemantauan 24 jam pada titik-titik genangan. “Kondisi pompa harus tetap terjaga agar tidak ada gangguan dalam operasionalnya,” tambah Luthfi.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga melakukan edukasi kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan iklim dan mitigasi bencana. Sosialisasi terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran warga mengenai resiko banjir.
Selain itu, program Mageri Segoro, yang berfokus pada penanaman mangrove di 17 kabupaten/kota pesisir, diharapkan dapat mengurangi abrasi dan menjaga aliran air. Gubernur juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai, sebagai salah satu langkah pencegahan terhadap saluran air yang tersumbat.
Dengan sinergi yang terus terjalin antara pemerintah dan masyarakat, Gubernur Luthfi optimis bahwa masalah banjir di Semarang dapat ditangani secara tuntas.