Trinityordnance.com – Indonesia membantah tudingan dari Amerika Serikat mengenai pelanggaran komitmen dalam perundingan dagang. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengungkapkan bahwa negosiasi terkait penurunan tarif untuk berbagai barang masih berlangsung, dengan target tariff mencapai 19%. Ia menegaskan tidak terjadi pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah dibahas sebelumnya, termasuk isu tarif digital dan sektor pertanian.
Respon ini diberikan seiring meningkatnya laporan media yang menyatakan bahwa kesepakatan dagang kedua negara terancam. Budi menyatakan pada konferensi pers di Jakarta, “Enggak melanggar, masih jalan negosiasinya,” menunjukkan keyakinan pemerintah terhadap keberlanjutan proses tersebut. Ia juga menambahkan bahwa saat ini belum ada informasi mengenai kunjungan pejabat AS ke Indonesia, yang mungkin menjadi bagian dari proses negosiasi.
Senada dengan Budi, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, menegaskan bahwa perundingan saat ini berjalan lancar tanpa kendala spesifik. Ia menjelaskan bahwa dinamika dalam negosiasi merupakan hal yang wajar dan diharapkan kesepakatan dagang dengan AS bisa segera tercapai, menguntungkan kedua belah pihak.
Menurut laporan dari Financial Times, kesepakatan Indonesia-AS berada dalam ancaman, dengan sumber yang mengungkapkan bahwa Indonesia dianggap mundur dari beberapa komitmen yang disepakati pada bulan Juli. AS memberikan penilaian bahwa Indonesia mengubah beberapa kewajiban yang sudah disepakati terkait penghapusan hambatan non-tarif dan isu perdagangan digital.
Proses perundingan ini dipengaruhi oleh dinamika politik dalam negeri, yang memperlambat finalisasi perjanjian, dan dapat berdampak pada masa depan kesepakatan dagang antara kedua negara.