Trinityordnance.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan mengalami pelemahan pada perdagangan yang berlangsung Selasa ini. Analis dari Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, mengungkapkan bahwa sentimen utama yang mempengaruhi pasar berasal dari kondisi domestik, terutama tindak lanjut dari reshuffle kabinet yang baru saja terjadi.
Ratna Lim menyebutkan bahwa pelaku pasar cenderung bersikap “wait and see” untuk mengetahui kebijakan yang akan diterapkan oleh menteri baru, termasuk Menteri Keuangan. Dalam jangka pendek, IHSG diperkirakan akan melakukan koreksi dan menguji level support di kisaran 7.630 hingga 7.650.
Reshuffle menteri di Kabinet Merah Putih memunculkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar terkait ketidakpastian dan perubahan arah kebijakan ekonomi. Masyarakat finansial akan memantau kebijakan dari pejabat baru untuk memastikan dampak positif bagi perekonomian.
Di sisi lain, cadangan devisa Indonesia per Agustus 2025 tercatat turun menjadi 150,7 miliar dolar AS dari 152 miliar dolar AS pada Juli 2025. Penurunan ini disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri serta langkah stabilisasi rupiah oleh Bank Indonesia di tengah fluktuasi pasar uang global.
Dari luar negeri, laporan ketenagakerjaan NonFarm Payrolls (NFP) di AS menunjukkan angka 22.000 untuk bulan Agustus, jauh di bawah estimasi yang mencapai 75.000. Kondisi ini menambah potensi penurunan suku bunga The Fed saat pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 16-17 September 2025 mendatang.
Berita bursa saham global juga menunjukkan perkembangan signifikan, di mana bursa Eropa ditutup menguat, sementara bursa saham AS, termasuk indeks Dow Jones dan S&P 500, mengalami pelemahan pada perdagangan sebelumnya.