BUMI Resources Raih Pendapatan US$2.300 Juta di H1 2025

BUMI Resources Raih Pendapatan US$2.300 Juta di H1 2025 | Ekonomi

02 Agustus 2025 – PT BUMI Resources Tbk (BUMI) mencatatkan pendapatan konsolidasi, termasuk kontribusi dari anak usahanya KPC, mencapai US$2,3 miliar hingga paruh pertama tahun 2025.

Dalam laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan Jumat (1/8/2025), jumlah tersebut mengalami penurunan tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya harga jual rata-rata (ASP) batu bara yang terkoreksi hingga 19%. Akibatnya, laba usaha BUMI turun menjadi US$114,8 juta dari sebelumnya US$143,2 juta di periode yang sama tahun lalu.

Meski mengalami penurunan, BUMI masih berhasil mempertahankan marjin operasional pada tingkat 5%, dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan induk sebesar US$20,4 juta.

Namun demikian, jika menggunakan standar pelaporan keuangan PSAK 111 yang mengecualikan kontribusi KPC, BUMI mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 13,8% menjadi US$677,93 juta pada semester pertama 2025, naik dari US$595,84 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara rinci, laporan keuangan BUMI yang berakhir pada 30 Juni 2025 menunjukkan bahwa penjualan batu bara menjadi penyumbang pendapatan terbesar dengan angka mencapai US$365,74 juta. Di sisi lain, pendapatan dari penjualan emas mengalami lonjakan signifikan hingga mencapai US$117,61 juta dari sebelumnya hanya US$60,05 juta, sementara pendapatan dari perak juga naik menjadi US$3,23 juta dari sebelumnya US$1,22 juta.

BUMI juga terus melakukan diversifikasi bisnis di luar batu bara termal, khususnya ke sektor hilirisasi dan mineral kritis. Sebagai langkah terbaru, perusahaan ini telah menandatangani kesepakatan awal (term sheet agreement) dengan perusahaan tambang asal Australia, Wolfram Limited (Wolfram), yang bergerak di bidang pertambangan emas dan tembaga.

Akuisisi Wolfram merupakan bagian penting dalam rencana strategis transformasi bisnis BUMI, mengingat Wolfram memiliki potensi untuk segera memproduksi emas dan tembaga dalam waktu singkat, sehingga diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham.

Baca Juga  Citi Indonesia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 5,4% pada 2026

Meski demikian, transaksi ini masih menunggu persetujuan resmi dari Foreign Investment Review Board (FIRB) Australia sebelum dapat diselesaikan.

Sejalan dengan langkah diversifikasi tersebut, BUMI juga telah melakukan kajian mendalam selama beberapa tahun terakhir. Fokus utama saat ini adalah aset-aset yang telah berproduksi atau segera memasuki fase produksi dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *