Awal Jalur KRL Jabodetabek Dimulai dari Tanjung Priok 1924

[original_title]

Trinityordnance.com – Sejarah jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek, yang melayani wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi, dimulai sejak awal abad ke-19. Perkembangan jalur ini telah menciptakan KRL sebagai salah satu moda transportasi massal yang diandalkan masyarakat setelah lebih dari seratus tahun beroperasi.

Inisiatif pembangunan jalur KRL pertama kali muncul pada tahun 1917, diusulkan oleh perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda, Staatsspoorwegen. Pembangunan fisik dimulai pada tahun 1923 dengan jalur dari Tanjung Priok ke Meester Cornelis (Jatinegara), yang rampung pada 24 Desember 1924. Pada 6 April 1925, Stasiun Tanjung Priok diresmikan bersamaan dengan elektrifikasi jalur kereta. Selanjutnya, pada 1 Mei 1927, jalur kereta mulai melintas di sekitar Kota Batavia, yang kini dikenal sebagai Jakarta.

KRL Jabodetabek dirancang untuk memenuhi kebutuhan komuter dengan efisiensi tinggi, mengangkut banyak penumpang, dan menghindari kemacetan. Kendaraan ini menawarkan keuntungan berupa kecepatan, biaya yang terjangkau, serta kenyamanan dan keamanan bagi pengguna. Jalur ini juga mencakup pengoperasian jalur tambahan, seperti rute dari Jakarta Kota ke Buitenzorg (Bogor), yang dielektrifikasi dan mulai beroperasi pada tahun 1930.

Perjalanan KRL selama satu abad lebih ini mencerminkan perubahan signifikan dalam sistem transportasi di Indonesia, menjadikannya pilihan utama bagi masyarakat urban di Jabodetabek. Seiring berjalannya waktu, KRL diharapkan akan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan mobilitas yang semakin meningkat.

Baca Juga  Kenaikan HET Beras Medium Dinilai Picu Semangat Pasar oleh Pakar Unsoed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *