Jalur Migrasi Manusia Purba Ditemukan di Bawah Laut

24 July 2025 – Peneliti emeritus dari University of Kansas, Jerome Dobson, mengungkapkan temuan penting terkait wilayah yang sebelumnya dihuni oleh manusia purba, kini berada di bawah permukaan laut. Dalam riset terbarunya, Dobson menyebut kawasan ini sebagai “aquaterra,” yang mengacu pada daratan yang dulunya terbuka namun kini tertutup oleh air akibat perubahan iklim dan naiknya permukaan laut.

Bekerjasama dengan tim peneliti dari Italia, Dobson menggunakan model glacial isostatic adjustment (GIA) untuk memetakan ulang garis pantai dan jalur migrasi manusia purba dari Afrika. Analisis ini memperlihatkan bahwa banyak rute migrasi yang dulunya dapat dilalui sudah tenggelam dan belum banyak diteliti secara arkeologis. Jalur seperti penyeberangan Suez, jalur Bab el-Mandeb menuju Arab Saudi, dan kawasan Foul Bay di Laut Merah, tercatat sebagai rute penting dalam penyebaran manusia purba.

Menariknya, pusat penyebaran manusia purba teridentifikasi di timur laut Sudan, dekat Meroe, wilayah kuno di kerajaan Kush. Dari titik ini, manusia purba menyebar ke Levant dan Asia Barat. Penemuan ini menunjukkan bahwa kawasan Laut Merah, khususnya Foul Bay, memiliki peranan penting dalam migrasi manusia purba, meskipun Bab el-Mandeb tampak sempit dan mungkin menjadi penghalang akibat kondisi laut yang sulit.

Tim peneliti juga menyoroti pelabuhan kuno Berenice sebagai titik kunci dalam migrasi manusia purba. Mereka menduga, terumbu karang di sekitar Foul Bay berpotensi menyimpan bukti-bukti pembangunan oleh manusia purba, mengingat karang tumbuh di dasar yang kokoh.

Temuan ini membuka peluang baru untuk penelitian lebih lanjut. Dengan data GIA yang bersifat open access, kolaborasi multidisiplin antara arkeologi, geografi, dan sejarah iklim dapat meningkatkan pemahaman kita tentang dunia purba yang saat ini terendam.