Trinityordnance.com – Universitas Gadjah Mada (UGM) telah membentuk Emergency Response Unit untuk merespons dampak bencana yang melanda Provinsi Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Penanganan bencana ini merupakan bagian dari komitmen UGM terhadap kemanusiaan dan pembangunan berkelanjutan setelah terjadinya bencana banjir bandang dan longsor. Dalam upayanya, UGM menggalang dana dan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat terdampak.
Sejumlah 217 mahasiswa UGM tercatat sebagai korban bencana, terdiri dari 81 mahasiswa di Aceh, 93 di Sumatra Utara, dan 43 di Sumatra Barat. UGM pun memberikan bantuan berupa keringanan biaya pendidikan, bantuan hidup sehari-hari, dan konseling bagi mahasiswa yang memerlukan.
Selain itu, UGM memberangkatkan tim medis ke lokasi bencana, yang terdiri dari dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Tim medis ini bertugas mendata kebutuhan obat-obatan, berkoordinasi dengan rumah sakit setempat, dan memastikan layanan kesehatan berjalan baik. Selama masa tanggap darurat, UGM telah mengirim empat tim medis untuk membantu pemulihan kesehatan masyarakat.
Rektor UGM, Ova Emilia, pada puncak acara Dies Natalis ke-76, menyampaikan rasa belasungkawa kepada para penyintas dan menegaskan pentingnya solidaritas dalam situasi ini. UGM berkomitmen untuk mendukung pemulihan melalui penyediaan data dan rekomendasi untuk rehabilitasi. UGM juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan model pembangunan berkelanjutan yang adaptif terhadap perubahan iklim.
Rencana rehabilitasi mencakup penyediaan hunian sementara dan pemulihan ekonomi. UGM terus berupaya membantu masyarakat yang terdampak bencana untuk mendapatkan stabilitas dan kembali ke kehidupan normal.