Trinityordnance.com – PT Pertamina (Persero) meningkatkan kolaborasi di sektor aviasi melalui pengembangan bahan bakar pesawat berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF). Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Pertamina, Wisnu Medan Santoso, menjelaskan bahwa SAF merupakan bagian penting dari strategi jangka panjang perusahaan untuk mendukung ketahanan energi nasional dan dekarbonisasi di industri penerbangan.
Menurut Wisnu, Indonesia memiliki potensi besar dalam memanfaatkan limbah minyak jelantah (used cooking oil/UCO) sebagai bahan baku SAF. Pertamina telah melakukan penelitian dan pengembangan SAF selama lebih dari sepuluh tahun, mencakup konversi bahan baku hingga proses penyulingan dan sertifikasi produk. Ia menekankan bahwa produk SAF yang dihasilkan telah memenuhi standar internasional yang berlaku di industri global.
Uji coba SAF yang dilakukan bersama Pelita Air menghasilkan performa yang positif, dengan catatan bahwa bahan bakar ini dapat digunakan tanpa modifikasi signifikan pada mesin pesawat. Airbus Indonesia juga menunjukkan dukungan terhadap pengembangan SAF, dengan Senior Manager Business Growth, Ridlo Akbar, menekankan bahwa SAF dapat mengurangi emisi karbon hingga 80 persen dibandingkan bahan bakar fosil.
Garuda Indonesia turut berpartisipasi dengan menggunakan SAF pada rute internasional Amsterdam-Jakarta. Corporate Sustainability Group Head Garuda, Heri Martanto, menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk semakin meningkatkan penggunaan SAF.
Pada 16 Oktober 2025, Pertamina Patra Niaga menggelar Pertamina SAF Forum 2025 untuk mendorong transformasi energi di sektor penerbangan. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menegaskan pentingnya forum tersebut sebagai wadah diskusi strategis untuk mempercepat penerapan SAF di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai pelopor dalam penyediaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang memenuhi standar global.