24 Agustus 2025 – Bencana kelaparan yang melanda Gaza telah didefinisikan sebagai “kegagalan kemanusiaan” oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres. Ia menekankan bahwa situasi ini tidak diakibatkan oleh kondisi meteorologis, melainkan hasil dari kebijakan dan tindakan pembatasan yang diterapkan oleh Israel terhadap bantuan makanan dan sumber daya lainnya.
Kondisi di Gaza kini semakin mengkhawatirkan, di mana jutaan penduduk menghadapi ancaman kelaparan yang semakin nyata. Guterres menggarisbawahi bahwa kelaparan tersebut merupakan “bencana buatan manusia” yang secara langsung dipicu oleh tindakan pemerintah Israel. Pernyataan ini juga didukung oleh Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Türk, yang menyebut situasi ini sebagai akibat dari kebijakan yang dijalankan oleh pihak berwenang Israel.
Philippe Lazzarini, Komisioner Jenderal UNRWA, dengan tegas menyatakan bahwa keadaan di Gaza adalah hasil dari kelaparan yang disengaja. Ucapan para pejabat PBB ini mencerminkan konsensus global bahwa krisis pangan di wilayah tersebut merupakan hasil dari kegagalan politik dunia dan keputusan strategis Israel.
Di tengah kengerian ini, dampak nyata terhadap penduduk Gaza sangat menyedihkan. Banyak orang mengalami kerugian signifikan dalam kesehatan, termasuk penurunan berat badan ekstrem dan penyakit kronis akibat malnutrisi. Khususnya bagi anak-anak, kekurangan gizi dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif yang berpotensi mengubah arahan hidup mereka selamanya.
Dalam situasi yang genting ini, penduduk Gaza sering kali dihadapkan pada dilema antara bertahan hidup dalam keputusasaan atau mempertaruhkan nyawa mereka untuk mendapatkan bantuan yang sangat dibutuhkan. Dengan kenyataan ini, kehidupan masyarakat Gaza terperosok pada suatu kondisi yang mencerminkan kegagalan sistem kemanusiaan yang lebih luas.